BUDAYA DAN LINGKUNGAN ORGANISASI-UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR


TUGAS PENGANTAR MANAJEMEN
BUDAYA DAN LINGKUNGAN ORGANISASI

index.jpg


DIsusun Oleh :
Nama                    : Bambang Tri Mulyono
NPM                      : 021115235
Kelas                     : F Semester I
Dosen                   : Nadia Dwi Irmadiani, M.Si., S.AB


FAKULTAS EKONOMI, MANAJEMEN
TAHUN 2015/2016



1.       BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi adalah nilai-nilai, prinsip-prinsip, tradisi, dan cara-cara bekerja yang di anut bersama oleh anggota organisasi dan mempengaruhi cara mereka bertindak. Budaya mempunyai beberapa makna yaitu :
ü  Budaya adalah sebuah presepsi , bukan sesuatu yang dapat disentuh atau dilihat secara fisik, namun para karyawan menerima dan memahami melalui apa yang mereka alami dalam organisasi.
ü  Budaya adalah organisasi yang bersifat deskriptif yaitu berkenaan dengan bagaimana para anggota menerima dan mengartikan budaya tersebut.
ü  Budaya merupakan aspek penerimaan ( penganutan ) yaitu meskipun para anggota dari latar belakang yang berbeda dan dari jenjang organisasi yang berbeda tetapi mereka cenderung mengartikan budaya organisasi dengan cara yang sama.
Budaya organisasi memiliki beberapa dimensi yaitu perhatian yang detail, orientasi manusia ,orientasi hasil, agresivitas, pengambilan resiko, dan  inovasi. Dalam budaya organisasi sebuah budaya dipertahankan melalui tahap dan perencanaan para anggota seperti seleksi para anggota karyawan, tindakan jajaran manajemen puncak serta beberapa proses sosialisasi. Semakin kuat budaya organisasi maka semakin kuat mempengaruhi cara kerja manager menjalankan tugasnya seperti bagaimana seorang manager mengambil resiko untuk merencanakan , menata , memimpin, dan mengendalikan organisasinya.
Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut beberapa ahli :
ü  Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.
ü   Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.
ü  Menurut Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu.
ü   Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi.
ü   Menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berperilaku. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam
penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota organisasi.
ü  Menurut Mangkunegara, (2005:113), budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.
Fungsi Budaya Organisasi
Keberadaan budaya organisasi dalam suatu perusahaan atau organisasi tidak hanya sekedar slogan saja namun mempunyai fungsi dan manfaatnya. Banyak perusahaan membuat atau mendisain budaya organisasi dengan mengeluarkan uang miliaran rupiah. Tujuannya agar organisasi tersebut memiliki budaya organisasi yang kuat sehingga dapat menjadi landasan dalam mencapai tujuan organisasi. Menurut Robbins dan Judge (2008: 262), bahwa: “organization culture” memiliki sejumlah fungsi dalam sebuah organisasi, yaitu:
ü  Penentu batas-batas, artinya budaya menciptakan perbedaan atau distingsi antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.
ü   Memuat rasa identitas anggota organisasi.
ü  Memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar dari pada kepentingan individu.
ü  Meningkatkan kestabilitas sistem sosial, kultur adalah perekat sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya  dikatakan dan dilakukan oleh karyawan.
ü  Kultur mendefinisikan aturan main:
Dalam definisinya, bersifat samar, tanmaujud, implisit, dan begitu adanya. Tetapi, setiap organisasi mengembangkan sekumpulan inti yang berisi asumsi, pemahaman, dan aturan-aturan implisit yang mengatur perilaku sehari-hari ditempat kerja Hingga para pendatang baru mempelajari aturan, mereka tidak diterima sebagai anggota penuh organisasi. Pelanggaran aturan oleh pihak eksekutif tinggi atau karyawan lini depan membuat publik luas tidak senang dan memberi mereka hukuman yang berat. Ketaatan pada aturan menjadi basis utama bagi pemberian imbalan dan mobilitas ke atas.

Dampak Budaya Organisasi
Menurut Rivai dan Mulyadi (2012: 375), bahwa: “Budaya mempunyai dampak yang kuat dan semakin besar pada prestasi kerja organisasi, diantaranya, yaitu:
ü  Budaya perusahaan dapat mempunyai dampak signifikan pada prestasi kerja ekonomi perusahaan dalam jangka panjang.
ü  Budaya perusahaan bahkan mungkin merupakan faktor yang lebih penting dalam menentukan sukses atau gagalnya perusahaan dalam masa mendatang.
ü  Budaya perusahaan yang menghambat prestasi keuangan yang kokoh dalam jangka panjang sering terjadi dan budaya tersebut berkembang dengan mudah.
ü   Walaupun sulit untuk diubah, budaya perusahaan dapat dibuat untuk lebih meningkatkan prestasi.”
Indikator Pengukuran Budaya Organisasi
Menurut Robbins (1998) dalam Rahma et al. (2013:3), bahwa: “Karakteristik budaya organisasi meliputi cara-cara bertindak, nilai-nilai yang dijadikan landasan untuk bertindak, upaya pimpinan memperlakukan bawahan sampai pada upaya pemecahan masalah yang terjadi di lingkungan organisasi, bagaimana sebuah organisasi dalam mencapai sasaran tujuan organisasinya sangat tergantung pada dinamika organisasinya”.
Dari pendapat diatas, maka indikator-indikator untuk mengukur Budaya Organisasi dalam penelitian ini, yaitu (1) kedisiplinan, (2) ketepatan, (3) keramahan, (4) ketanggapan, (5) berkoordinasi.
Dimensi Budaya Organisasi
Riset mengemukakan bahwa ada tujuh dimensi yang secara keseluruhan menangkap hakikat budaya organisasi. Setiap dimensi tersebut dari rendah sampai tinggi, yang semata-mata disebut bukan sebagai tipe budaya (rendah) atau tipe budaya (tinggi). Menilai organisasi dari ketujuh dimensi itu akan memberikan gambaran mengenai unsur-unsur pembentuk budaya organisasi tersebut. Dalam banyak organisasi, salah sati dimensi budaya itu kadang muncul di atas yang lain dan biasanya membentuk kepribadian organisasi dan cara kerja kerja anggota organisasi. Sebagai contoh, Sony Corporation yang berfokus pada inovasi produk. Perusahaan “hidup dan bernafas” dalam pengembangan produk baru (orientasi hasil), dan keputusan kerja, sikap, dan tindakan-tindakan karyawan yang mendukung sasaran. Sebaliknya, Soutwest Airlines membuat para karyawannya sebagai bagian pusat budaya (orientasi orang).
Dimensi-dimensi budaya organisasi tersebut adalah
ü  INOVASI DAN PENGAMBILAN RISIKO
Kadar seberapa karyawan didorong untuk inovatif dan mengambil risiko.
ü  PERHATIAN PADA DETAIL
Kadar sebarapa karyawan diharapkan mampu menunjukkan ketepatan, analisis, dan perhatian pada detail.
ü  ORIENTASI HASIL
Kadar seberapa manajer berfokus pada hasil atau keluaran bukannya pada cara mencapai hasil itu.
ü  ORIENTASI ORANG
Kadar seberapa keputusan manajemen turut mempengaruhi orang-orang yang ada dalam organisasi.
ü  ORIENTASI TIM
Kadar seberapa pekerjaan disusun berdasar tim bukannya perorangan.
ü  KEAGRESIFAN
Kadar seberapa keryawan agresif dan bersaing daripada bekerjasama.
ü  STABILITAS
Kadar seberapa keputusan dan tindakan  organisasi menekankan usaha untuk mempertahankan status.
Budaya Kuat versus Budaya Lemah
Meskipun setiap perusahaan mempunyai budaya,tidak semua budaya mempunyai pengaruh yang sama terhadap perilaku dan tindakan karyawan
ü  BUDAYA KUAT : Organisasi di mana nilai-nilai kunci di pegang teguh dan diikuti secara luas, mempunyai pengaruh yang besar terhadap karyawan , organisasi menjelaskan secara terperinci hal-hal yang penting dan tidak penting dalam perusahaan tersebut, karyawan lebih berkomitmen, kinerja organisasi tinggi.
ü  BUDAYA LEMAH : Organisasi di mana nilai-nilai kunci tidak di haruskan untuk di pegang teguh dan diikuti secara luas, Mempunyai pengaruh yang relatif kecil terhadap karyawan, organisasi tidak menjelaskan secara terperinci hal-hal yang penting dan tidak penting dalam perusahaan tersebut, karyawan tidak banyak memegang komitmen , kinerja organisasi relatif kecil.
Bagaimana Suatu Budaya Organisasi Diciptakan Dan Dipelihara
Budaya asli diturunkan dari falsafah pendiri . Hal ini nantinya berpengaruh kuat pada kriteria yang digunakan dalam proses pengupahan dan penyeleksian karyawan.tindakan manajer tingkat puncak sekarang adalah menetapkan pengharapan umum seperti apa sikap yang dapat diterima dan apa yang tidak. Proses sosialisasi ,jika berhasil akan menyesuaikan nilai-nilai karyawan baru pada organisasi selama proses seleksi dan memberikan dukungan selama saat-saat penting ketika para karyawan telah bergabung dengan organisasi dan mempelajari seluk-beluknya.
Bagaimana Para Karyawan Mempelajari Budaya
Kebudayaan itu disampaikan kepada para karyawan dengan berbagai macam cara. Yang paling banyak digunakan adalah cerita, upacara, simbol dan bahasa.
1.      CERITA
                “Cerita-cerita” organisasi lazimnya mengandung penggambaran peristiwa yang signifikan, atau manusia, yang mencakup hal-hal seperti para pendiri organisasi itu, pelanggaran peraturan, tanggapan terhadap kesalahan-kesalahan masa lalu, dan sebagainya.
2.      RITUAL
Ritual-ritual perusahaan adalah serangkaian kegiatan berulang yang mengungkapkan dan meneguhkan nilai-nilai organisasi, sasaran-sasaran apa yang paling penting dan orang-orang mana yang penting.
3.      SIMBOL
Ketika anda memasuki bisnis yang berbeda, apakah Anda memperoleh “perasaan” tentang tempat tersebut-formal, kasual, gembira, serius, dan sebagainya? Perasaan yang Anda peroleh itu menunjukkan kekuatan simbol-simbol materi dalam menciptakan kepribadian organisasi.
Tata letak fasilitas organisasi, cara karyawan berpakaian, jenis mobil yang disediakan bagi eksekutif puncak, dan ketersediaan pesawat milik perusahaan merupakan contoh simbol-simbol materi. Simbol-simbol materi itu mengatakan kepada para karyawan siapa yang penting, tingkat kesamaan yang dikehendaki oleh pucuk pimpinan, dan berbagai jenis perilaku (misalnya menanggung risiko, bersikap konservatif, otoriter, partisipatif, individualistis, dan sebagainya) yang diharapkan dan layak.
4.     BAHASA
Banyak organisasi dan unit di dalam organisasi menggunakan bahasa sebagai cara untuk mengidentifikasi para anggota sebuah budaya. Dengan mempelajari bahasa itu, para anggota menyatakan penerimaan mereka terhadap budaya dan kesediaan mereka untuk membantu melestarikannya.
Masalah Budaya Organisasi Terkini yang Dihadapi oleh Manajer
1.       MENCIPTAKAN ETIKA BUDAYA
 Suatu budaya organisasi yang kebanyakan membentuk standar etika yang tinggi  merupakan  salah satu yang mempunyai resiko toleransi tingi dan peningkatan tingkat agresif rendah.
2.       MENCIPTAKAN BUDAYA YANG INOVATIF
Para manajernya menyatakan bahwa budaya organisasi berdasarkan pada keterlibatan, komunikasi, kreativitas, dan keragaman (dimana mereka melihatnya sebagai kunci inovasi).
3.       MENCIPTAKAN BUDAYA YANG TANGGAP TERHADAP KONSUMEN
Karyawan harus mampu mengambil inisiatif, bahkan jika itu berada diluar persyaratan pekerjaan mereka, untuk memuaskan kebutuhan konsumen.
4.       BUDAYA DAN SPIRITUALITAS ORGANISASI
Spiritualitas tempat kerja  dikenal sebagai orang yang mempunyai kepribadian yang berkembang dan terus berkembang dengan pekerjaan yang dilakukan didalam komunitas.
Berikut lima karakteristik budaya cenderung menjadi bukti dalam organisasi spiritual : Tujuan yang Kuat, berfokus pada Pengembangan Individual, kepercayaan dan Keterbukaan, pemeberian Wewenang pada Karyawan,toleransi Terhadap Pendapat Karyawan.

2.       LINGKUNGAN ORGANISASI
Lingkungan organisasi adalah semua elemen di dalam maupun di luar organisasi yang dapat mempengaruhi sebagian atau keseluruhan suatu organisasi. Terdapat dua jenis klasifikasi lingkungan yakni lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal (external environment) adalah segala sesuatu di luar batasan organisasi yang mungkin mempengaruhinya. Lingkungan internal (Internal environment) adalah factor-faktor atau kondisi umum yang berada di dalam suatu organisasi.
Lingkungan secara umum yang harus dianalisis kekuatannya oleh manajer karena mempengaruhi pembuat keputusan dan perencanaan adalah kekuatan teknologi, ekonomi, demografi, sosial budaya serta politik dan hukum.
                    
Kekuatan teknologi adalah kombinasi dari kemampuan dan peralatan yang digunakan manajer dalam desain, produksi dan distribusi barang dan jasa. Perubahan teknologi informasi juga mempengaruhi kerja alami organisasi termasuk kerja manajer didalamnya.
Kekuatan ekonomi mempengaruhi kebaikan dari suatu negara termasuk suku bunga, inflasi, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi. Kekuatan ekonomi memberikan banyak peluang serta hambatan untuk manajer dan memberikan perubahan bagi seluruh organisasi.
Kekuatan demografis adalah hasil dari perubahan sikap karakterisitik dari populasi seperti umur, jenis kelamin, etnis, ras, orientasi seksual, dan kelas sosial. Perubahan ini menyarankan organisasi untuk menemukan cara untuk memotivasi dan memanfaatkan kemampuan dan pengetahuan pegawai.
Kekuatan politik dan hukum adalah hasil dari perubahan dalam hukum dan regulasi seperti deregulasi industri, privatisasi organisasi dan penigkatan tekana dalam perlindungan lingkungan.
Kekuatan sosial budaya adalah tekanan yang berasal dari struktur sosial dalam masyarakat di suatu negara.
Lingkungan spesifik bagi sebuah organisasi meliputi para pelanggan,para pemasok,para pesaing,dank kelompok kepentingan yang berhubungan dengan organisasi tersebut. Lingkungan umum atau generik bagi sebuah organisasi mencakup kondisi ekonomi,politik/hukum,social-budaya,demografis,teknologi,dan global yang berlaku disekitar organisasi tersebut. Dua dimensi ketidakpastian lingkungan adalah laju perubahan (stabil/dinamis) dan tingkat kompleksitas (sederhana/kompleks). Pemangku kepentingan yang paling umum dijumpai dalam kasus kebanyakan organisasi adalah pelanggan,kelompok aksi social dan politik,pesaing,asosiasi dagang dan industry,pemerintah,media massa,pemasok,masyarakat,pemegang saham,serikat pekerja,dan karyawan. Empat langkah untuk mengelola hubungan dengan para pemangku kepetingan adalah mengenali pemangku kepetingan organisasi,mengetahui apa kepentingan dan kemauan para pihak tersebut terhadap organisasi,menentukan seberapa penting atau seberapa besar pengaruh setiap pihak bagi keputusan dan tindakan organisasi,serta menentukan cara mengelola hubungan dengan para pemangku kepentingan itu.








Daftar Pustaka

Komentar