Ø
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MSDM DAN PROSES
KEGUNAAN MSDM
ü
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MSDM
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perencanaan Sumber Daya Manusia
Proses perencanaan sumber daya manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (Handoko, 1997, p. 55-57)
1. Lingkungan Eksternal
Perubahan-perubahan lingkungan sulit diprediksi dalam jangka pendek dan kadang-kadang tidak mungkin diperkirakan dalam jangka panjang.
a. Perkembangan ekonomi mempunyai pengaruh yang besar tetapi sulit diestimasi. Sebagai contoh tingkat inflasi, pengangguran dan tingkat bunga sering merupakan faktor penentu kondisi bisnis yang dihadapi perusahaan.
b. Kondisi sosial-politik-hukum mempunyai implikasi pada perencanaan sumber daya manusia melalui berbagai peraturan di bidang personalia, perubahan sikap dan tingkah laku, dan sebagainya.
c. Sedangkan perubahan-perubahan teknologi sekarang ini tidak hanya sulit diramal tetapi juga sulit dinilai. Perkembangan komputer secara dasyat merupakan contoh jelas bagaimana perubahan teknologi menimbulkan gejolak sumber daya manusia.
d. Para pesaing merupakan suatu tantangan eksternal lainnya yang akan mempengaruhi permintaan sumber daya manusia organisasi. Sebagai contoh, “pembajakan” manajer akan memaksa perusahaan untuk selalu menyiapkan penggantinya melalui antisipasi dalam perencanaan sumber daya manusia.
2. Keputusan-keputusan Organisasional
Berbagai keputusan pokok organisasional mempengaruhi permintaan sumber daya manusia.
a. Rencana stratejik perusahaan adalah keputusan yang paling berpengaruh.
Ini mengikat perusahaan dalam jangka panjang untuk mencapai sasaran-sasaran seperti tingkat pertumbuhan, produk baru, atau segmen pasar baru. Sasaran-sasaran tersebut menentukan jumlah dan kualitas karyawan yang dibutuhkan di waktu yang akan datang.
b. Dalam jangka pendek, para perencana menterjemahkan rencana-rencana stratejik menjadi operasional dalam bentuk anggaran. Besarnya anggaran adalah pengaruh jangka pendek yang paling berarti pada kebutuhan sumber daya manusia.
c. Forecast penjualan dan produksi meskipun tidak setepat anggaran juga menyebabkan perubahan kebutuhan personalia jangka pendek.
d. Perluasan usaha berarti kebutuhan sumber daya manusia baru.
e. Begitu juga, reorganisasi atau perancangan kembali pekerjaan-pekerjaan dapat secara radikal merubah kebutuhan dan memerlukan berbagai tingkat ketrampilan yang berbeda dari para karyawan di masa mendatang.
3. Faktor-faktor Persediaan Karyawan
Permintaan sumber daya manusia dimodifakasi oleh kegiatan-kegiatan karyawan. Pensiun, permohonan berhenti, terminasi, dan kematian semuanya menaikkan kebutuhan personalia. Data masa lalu tentang faktor-faktor tersebut dan trend perkembangannya bisa berfungsi sebagai pedoman perencanaan yang akurat.
Proses perencanaan sumber daya manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (Handoko, 1997, p. 55-57)
1. Lingkungan Eksternal
Perubahan-perubahan lingkungan sulit diprediksi dalam jangka pendek dan kadang-kadang tidak mungkin diperkirakan dalam jangka panjang.
a. Perkembangan ekonomi mempunyai pengaruh yang besar tetapi sulit diestimasi. Sebagai contoh tingkat inflasi, pengangguran dan tingkat bunga sering merupakan faktor penentu kondisi bisnis yang dihadapi perusahaan.
b. Kondisi sosial-politik-hukum mempunyai implikasi pada perencanaan sumber daya manusia melalui berbagai peraturan di bidang personalia, perubahan sikap dan tingkah laku, dan sebagainya.
c. Sedangkan perubahan-perubahan teknologi sekarang ini tidak hanya sulit diramal tetapi juga sulit dinilai. Perkembangan komputer secara dasyat merupakan contoh jelas bagaimana perubahan teknologi menimbulkan gejolak sumber daya manusia.
d. Para pesaing merupakan suatu tantangan eksternal lainnya yang akan mempengaruhi permintaan sumber daya manusia organisasi. Sebagai contoh, “pembajakan” manajer akan memaksa perusahaan untuk selalu menyiapkan penggantinya melalui antisipasi dalam perencanaan sumber daya manusia.
2. Keputusan-keputusan Organisasional
Berbagai keputusan pokok organisasional mempengaruhi permintaan sumber daya manusia.
a. Rencana stratejik perusahaan adalah keputusan yang paling berpengaruh.
Ini mengikat perusahaan dalam jangka panjang untuk mencapai sasaran-sasaran seperti tingkat pertumbuhan, produk baru, atau segmen pasar baru. Sasaran-sasaran tersebut menentukan jumlah dan kualitas karyawan yang dibutuhkan di waktu yang akan datang.
b. Dalam jangka pendek, para perencana menterjemahkan rencana-rencana stratejik menjadi operasional dalam bentuk anggaran. Besarnya anggaran adalah pengaruh jangka pendek yang paling berarti pada kebutuhan sumber daya manusia.
c. Forecast penjualan dan produksi meskipun tidak setepat anggaran juga menyebabkan perubahan kebutuhan personalia jangka pendek.
d. Perluasan usaha berarti kebutuhan sumber daya manusia baru.
e. Begitu juga, reorganisasi atau perancangan kembali pekerjaan-pekerjaan dapat secara radikal merubah kebutuhan dan memerlukan berbagai tingkat ketrampilan yang berbeda dari para karyawan di masa mendatang.
3. Faktor-faktor Persediaan Karyawan
Permintaan sumber daya manusia dimodifakasi oleh kegiatan-kegiatan karyawan. Pensiun, permohonan berhenti, terminasi, dan kematian semuanya menaikkan kebutuhan personalia. Data masa lalu tentang faktor-faktor tersebut dan trend perkembangannya bisa berfungsi sebagai pedoman perencanaan yang akurat.
ü
PROSES KEGIATAN MSDM
ANALISIS & RANCANGAN PEKERJAAN
Analisis Pekerjaan adalah menganalisis dan mendesain
pekerjaan-pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana mnegerjakannya
serta mengapa pekerjaan itu harus dilakukan.
Proses Analisis Pekerjaan
— Menentukan maksud pelaksaan analisis
pekerjaan.
— Mengidentifikasikan pekerjaan yang
dianalisis.
— Menentukan metode pengumpulan data
(observasi, wawancara, kuesioner)
— Mejelaskan proses kepada karyawan &
menentukan tingkat keterlibatannya.
— Mengumpulkan informasi pekerjaan.
— Memproses informasi analisis pekerjaan.
— Me-review & memperbaharui informasi
pekerjaan dengan meramalkan/memperhitungkan perkembang perusahaan.
Rancangan Pekerjaan: pengembangan diri analisis pekerjaan,
berupa upaya memperbaiki efisensi perusahaan dan kemampuan karyawan.
Faktor-faktor
pertimbangan dalam merancang pekerjaan:
— Pertimbangan rekayasa industri: industri
yang berkembang meliputi metode kerja dan pengembangan standar waktu.
— Pertimbangan rekayasa manusia: kemampuan
dan kelemahan yang dimiliki manusia seperti adaptasi pekerjaan, lingkungan
kerja, mesin, perlengkapan.
— Pertimbangan perilaku: upaya psilogis yang
diharapkan mampu mendorong karyawan bekerja lebih produktif dan merasa nyaman
bekerja.
PERENCANAAN & ANALISIS KEBUTUHAN SDM
— Perencanaan SDM : proses pengambilan keputusan dan
mendapatkan dan menempatkan staf dalam suatu perusahaan.
Hal
terpenting dalam perencanaan SDM (Mangkuprawira, 2011):
— Rencana SDM hendaknya terintegrasi dgn
keseluruhan rencana strategi perusahaan, khususnya tujuan pertumbuhan
perusahaan.
— Pengaruh faktor luar (ekonomi, teknologi,
pasar kerja) pertimbangan dalam membuat perencanaan SDM.
— Perubahan dlm rancangan pekerjaan
dijelaskan dalam rencana.Level penempatan staf didasarkan pada peningkatan
produktivitas agar perusahaan tetap kompetitif.
— Estimasi kekurangan dan kelebihan karyawan
di masa depan berdasarkan keahlian
— Rencana SDM yang fleksibel.
ANALISIS KEBUTUHAN SDM
Menurut Handoko (1992):
— Tantangan yang mempengaruhi permintaan,
faktor yang berpengaruh langsung dan tidak langsung.
— Peramalan perencanaan kebutuhan dilakukan
satu periode tertentu.
FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN
— Faktor perubahan lingkungan eksternal:
kondisi perekonomian, sosial, politik, ilmu pengetahuan, dan teknologi serta
persaingan usaha.
— Faktor lingkungan internal: berupa perubahan
kondisi perusahaan dan perubahan kondisi karyawan
REKRUTMEN & SELEKSI
— Rekrutmen: usaha yang dilakukan untuk mencari dan menarik tenaga kerja agar melamar
lowongan pekerjaan pada suatu perusahaan.
— Metode Rekrutmen: Internal, karyawan mengisis lowongan
kerja yang diambil dari dalam perusahaan tersebut. Eksternal, karyawan akan
mengisi lowongan kerja diambil dari luar perusahaan ex.job fair
— REKRUTMEN INTERNAL
Keunggulan:
1. Karyawan telah familiar dengan perusahaan
2. Biaya rekrutmen & pelatihan lebih rendah
3. Meningkatkan moral & motivasi karyawan
4. Peluang berhasil karena penilaian
kemampuan & keahlian lebih cepat.
Kelemahan:
1. Konflik politik promosi posisi
2. Tidak berkembang
3. Masalah moral tidak dipromosikan
— REKRUTMEN EKSTERNAL
Keunggulan:
1. Memiliki gagasan & pendekatan baru
2. Bekerja mulai dengan lembaran bersih &
memerhatikan
3. Tingkatan pengetahuan & keahlian tidak
tersedia dalam perusahaan sekarang
Kelemahan:
1. Keterbatasan keteraturan anatara karyawan
& perusahaan
2. Moral & komitmen karyawan rendah
3. Periode penyesuaian yang lama.
SELEKSI
— Seleksi: Usaha pertama yang harus dilakukan perusahaan agar
karyawan qualified.
— Cara seleksi
Non ilmiah: seleksi yang dilaksanakan tidak berdasarkan
kepada kriteria, standar, atau spesifikasi kebutuhan nyata pekerjaan atau jabatan,
tetapi pada pengalaman.
Ilmiah: didasarkan
kepada spesifikasi pekerjaan dan kebutuhan nyata pekerjaan/jabatan yang disi serta
berpedoman kepada kriteria dan standar-standar tertentu.
— Kualifikasi Seleksi: usia, keahlian, pendidikan, tingkat
kesehatan jasmani dan rohani, jenis kelamin, postur tubuh, karakter dan
kepribadian, pengalaman kerja, kemampuan berkerja sama, inisiatif dan
kreatifitas.
ORIENTASI & PELATIHAN
— Orientasi: Pada proses ini merupakan alat yang efektif
mensosalisasikan tata nilai perusahaan kepada karyawan baru sehingga dapat
berkontribusi produktif bagi perusahaan.
Jenis Orientasi (Robbins, 2005):
— Orientasi Unit kerja: mensosialisasikan
tujuan unit kerja, menjelaskan bagaimana kontribusi pekerja baru pd tujuan
unit.
— Orientasi Organisasi: informasi kepada
karyawan baru mengenai sejarah, filosofi, tata nilai, prosedur dll.
Mengenalkan fasilitas yang diperoleh para karyawan yang baru sperti program
pensiun, asuransi, cuti, dll.
— Pelatihan: proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu,
serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung
jawabnya dengan semakin baik sesuai standar (Mangkuprawira, 2011)
Jenis
Pelatihan (Mangkuprawira, 2011):
— Program pelatihan umum: pelatihan di mana
karyawan memperoleh ketrampilan yang dapat dipakai di hampir semua jenis
pekerjaan. Ex.belajar dalam memimpin rapat.
— Program pelatihan spesifik (Khusus):
karyawan memperoleh informasi dan ketrampilan yang sudah siap pakai, khusus
pada bidang pekerjaan.
— Metode Pelatihan: Keefektivan ekonomi, muatan program yang
diinginkan, prinsip-prinsip belajar, ketepatan kecukupan fasilitas, preferensi,
kemampuan peserta& pelatihnya.
Tahapan Pelatihan & Pengebangan
a) Tahapan analisis
kebutuhan pelatihan (training needs analysisI): tahap penilaian & proses pelatihan. Dalam
tahap ini kebutuhan pelatihan dari perusahaan/organisasi, tugas dan kebutuhan
individu perlu dianalisis.
b) Tahapan
Implementasi Pelatihan: tahapan ini berfokus pada bgmn merancang dan menyeleksi prosedur pelatihan beserta
penentuan & pelaksanaa program pelatihan.
c) Tahapan Evaluasi
Pelatihan: evaluasi pelatihan
difokuskan kepada bagaimana mengukur hasil pelatihan & membandingkan hasil
pelatihan terhadap kriteria yg di tentukan.
MANAJEMEN KINERJA
Manajemen Kinerja: Proses yang dilakukan perusahaan dalam
mengevaluasi kinerja pekerjaan karyawan berdasarkan standar kinerja, serta
pemberian apresiasi atas pencapaian kinerja dan menyediakan dokumentasi atas
keputusan lainnya.
Manfaat Penilaian Kinerja: Perbaikan kinerja, penyesuaian kompensasi,
keputusan penempatan, kebutuhan pelatihan &pengembangan, perencanaan &
pengembangan karier, umpan balik pada SDM.
Metode
Penilaian Kerja:
— Pendekatan berorientasi masa lalu, ex
catatan prestasi
— Pendekatan berorientasi masa depan, ex
penilaian psikologis
MANAJEMEN KOMPENSASI
Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai
penukar dan kontribusi jasa mereka pada perusahaan (Davis, 1996).
Tujuan Manajemen Kompensasi:
— Memperoleh karyawan yang berkualifikasi .
— Mempertahankan karyawan yang ada.
— Menjamin keadilan.
— Penghargaan terhadap perilaku yang
diinginkan.
— Memfasilitasi pengertian antara pihak
manajemen dan karyawan.
Jenis Kompensasi: pembayaran langsung, gaji pokok, gaji
variabel (bonus, intensif,saham), pembayaran
tidak langsung, asuransi kesehatan, dana pensiun.
Faktor yang mempengaruhi:
— Keuntungan/laba perusahaan, jenis
industri, ukuran organisasi perusahaan, spesifikasi/keahlian pekerjaan.
PERENCANAAN & PENGEMBANGAN KARIER
— Perencanaan Kerier: merupakan proses dimana seseorang menyeleksi
tujuan karier dan alur karier untuk mencapai tujuan.(Mangkuprawira, 2011)
— Pengembangan Karier: meliputi perbaikan-perbaikan personil yang
dilakukan utuk mencapai rencana & tujuan kariernya.(Mangkuprawira, 2011)
— Faktor-faktor yang terkait dengan karier: Keadilan dalam karier, perhatian dan peran supervisor dlm karier karyawan,
minat karyawan, kesadaran tentang kesempatan, tingkat kepuasan karier
berdasarkan usia & kedudukannya.
Keterlibatan Dept.SDM dalam Perencanaan
Karier:
— Syarat internal penempatan staf.
— Promosi jabatan karyawan
— Membantu karyawan memeliki keragaman
tertentu.
— Memajukan pertumbuhan personal
— Memuaskan kebutuhan karyawan
Peran
Perusahaan dalam Perencanaan Karier:
— Pendidikan karier yang terstruktur
— Karier yang transparasi
— Penilaian diri karyawan.
Ø
PERAN MANAJER DALAM PERUBAHAN DAN INOVASI,
VARIABEL MOTIVASI
Ø Manajer
sebagai agen perubahan
Manajer memiliki peran yang sangat strategis dalam
manajemen perubahan pada perusahaan, bertanggung jawab untuk mengubah proses
menjadi lebih baik dan efisien, sekaligus sebagai agen perubahan. (Change of
Agent)
Ø Agen
perubahan meliputi :
Manajer
Konsultan
Karyawan
Ø Pandangan
Mengenai Proses Perubahan
Metafora Air yang tenang
Metafora Arus Jeram
(Didominasi oleh informasi,
ide, dan pengetahuan)
Merangsang Inovasi
Inovasi
Proses
mengambil gagasan yang kreatif dan
mengubahnya manjadi produk, jasa atau metode operasi yang bermanfaat
Variabel-variabel Inovasi:
1.
Variabel struktur
a. Struktur
organik
b. Meminimasi
limitasi waktu yang rutin antar unit
c. Komunikasi
antar unit yang intensif
d. Dukungan penuh
terhadap proses kreativitas
2. Variabel
Budaya
Toleransi terhadap konflik
Membangun sistem yang terbuka dan transparan
Umpan balik yang positif
3. Variabel SDM
Komitmen yang tinggi terhadap pelatihan dan pengembangan.
Melindungi karyawan dengan pekerjaan yang beresiko
tinggi.
Mendorong individu menjadi juara’ dalam proses perubahan
Seseorang dalam Menghadapi Perubahan
Kelompok Pemenang
(The Winner)
Kelompok ini mendapatkan untung (secara materi atau non
materi) dari perubahan dgn melalukan adaptasi, menciptakan kreasi, atau meraih
prestasi yang lebih tinggi lagi.
Kelompok
Pecundang (The Loser)
Kelompok ini akhirnya menjadi korban dari perubahan.
Mereka larut, hanyut, atau lari menghindari perubahan dengan reaksi yang tidak
produktif.
Kelompok
Potensial (Potential Winner & Loser)
Kelompok ini berada di tengah yang belum jelas kemana
arahnya. Mungkin akan masuk ke kelompok winner dan mungkin juga akan
masuk kelompok loser
Ø
PERILAKU INDIVIDU
Prinsip dasar sifat manusia:
1) Manusia berbeda perilakunya, karena
kemampuannya yang tidak sama.
2) Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda.
3) Setiap orang berfikir tentang masa depan
& membuat pilihan bagaimana mereka bertindak.
4) Seseorang memahami lingkungannya dalam
hubungan dengan pengalaman masa lalu & kebutuhannya.
5) Seseorang itu mempunyai reaksi-reaksi
senang dan tidak senang.
SIKAP
Merupakan
pernyataan, berupa suka maupun tidak suka terkait dengan obyek orang atau
kejadian.
·
Komponen
Kognitif: kenyakinan, opini, wawasan dan informasi. ex, diskriminasi dalam
kerja itu salah.
·
Komponen
Efektif: bagian dari emosi/perasaan dari sikap yang muncul. Ex, Saya tidak suka
tim kerja saya karena malas.
·
Komponen
Perilaku: merujuk pada etiketberperilaku terhadap seseorang atau sesuatu. Ex,
Saya akan menghindar dari tim saya.
SIKAP DALAM ORGANISASI
1.
Kepuasan
Kerja: sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya, yang mana dapat dilihat
salah satunya kompensasi yang diterima seseorang pekerja dengan banyaknya yang
harus mereka terima. (Kepuasan kerja tinggi – positif pd pekerjaan)
2.
Keterlibatan
Kerja: berkaitan dengan derajat karyawan mengenal pekerjaannya, aktif dalam
bekerja dan menganggab kinerjanya penting bagi keuntungan pribadi.
3.
Komitmen
terhadap Organisasi: orientasi karyawan pada organisasi yang diukur
kesetiannya, identifikasi, terlibat dlm
org. (Komitmen yg kuat – rendahnya absen dan rotasi)
KEPRIBADIAN (Personality)
• Kepribadian
merupakan jumlah total dari cara-cara
dalam mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain.
• sesuatu
yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang
bersangkutan
FAKTOR-FAKTOR
PEMBENTUK KEPRIBADIAN
1. Keturunan
(genetik), ditentukan sejak lahir, berupa sifat-sifat bawaan baik fisik maupun
mental yang mempengaruhi perbuatan, perasaan, dan pikiran.
2. Lingkungan,
berupa budaya, norma, nilai dimana seseorang dibesarkan dalam lingkungan
keluarga, teman, kelompok sosial, masyarakat.
3. Situasi, kepribadian orang bisa berubah-ubah akibat
perubahan situasi/kontek tertentu. Artinya kepribadian bisa direkayasa atau
dirubah dan berubah (misalnya dengan proses pendidikan, belajar)
Ciri
Kepribadian
Myers-Briggs
Type Indicator (MBTI)
Untuk
mengenali bagaiman individu merasakan dan bertindak dalam situasi-situasi
tertentu.
Ciri
Kepribadian Individu dibedakan ke dalam:
–
Extrovert (E)
or Introvert (I), lingkungan
–
Sensing (S) or intuition (N) (indera
atau intuisi)
–
Thinking (T) atau feeling (F)
–
(pikiran atau perasaan)
–
Perceiving (P) or judging (J) (penilaian atau pendapat)
MBTI
berhubungan dengan bagaimana individu;
–
Menfokuskan energinya (E vs I),
–
Memberikan perhatian dan mengumpulkan informasi
(S vs N)
–
Proses dan evaluasi informasi dan membuat
keputusan (T vs F)
–
Mengorientasikan diri pada dunia luar (J vs P)
Gabungan
dari 4 tipe utama menghasilkan 16 tipe kepribadian, misalnya;
Tipe
ESTJ adalah tipe pengorganisasi, praktis, realistik, to the point
INTJ
adalah tipe visioner, kaya ide-ide orsinil, kritis, mandiri
ENTP
adalah tipe pengkonsep, banyak akal dalam memecahkan masalah-masalah yang
menantang.
The
Big Five Model (Model 5 besar)
1. Ekstraversi
(Extraversion), mudah bergaul,banyak bicara, tegas, percaya diri.
2. Sifat
menyenangkan (Agreeableness), baik budi, kooperatif, dapat
dipercaya,perhatian
3. Sifat
mendengarkan kata hati (Conscientiousness), bertanggung jawab, pekerja
keras, ulet dan memiliki N-Ach (needs of achievement) tinggi
4. Stabilitas
emosi (Emotional Stability), tenang, aman, tidak khawatir
5. Terbuka
pada pengalaman (Openness to Experience ), imajinatif, responsif,
kreatif, intelek, fleksibel.
PERSEPSI
Proses
dimana individu memberikan makna terhadap lingkungan dengan menginterprestasi
& mengorganisir apa yang ditangkap alat indera.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi:
1. Faktor Internal: Fisiologis, Perhatian,
minat, Kebutuhan yang searah, Pengalaman dan ingatan, suasana hati.
2. Faktor Eksternal: merupakan karakteristik
dari lingkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya.
Bagaimana
seseorang belajar? (Teori
Pembelajaran)
Operant Conditioning, Tipe
pengkondisian dimana pembelajaran muncul karena seorang individu ingin mendapatkan sesuatu yang mereka
inginkan atau menghindari sesuatu yang tidak mereka inginkan
Classical Conditioning, Tipe
pengkondisian dimana pembelajaran (perubahan perilaku) muncul sebagai akibat
dari stimulus yang berbeda/ bukan stimulus yang sebenarnya.
Social-Learning Theory, orang dapat
belajar dari pengamatan dan pengalamannya sendiri.
Ø
TEORI-TEORI MOTIVASI, TEORI KEPUASAN (CONTENT
THEORY) DAN TEORI PROSES (PROCCES THEORY)
TEORI MOTIVASI
•
Content
•
Hierarki Kebutuhan (A. Maslow)
•
Teori ERG Clayton Alerfer
•
Teori Konsep 2 Faktor (Frederick Herzberg)
•
Teori Tiga Motif Sosial (David McClelland)
•
Process
•
Equity
Theory (J.Stacy Adams)
•
Expectancy
Theory (Victor Vroom)
•
Goal
Setting Theory (Edwin Locke)
•
Reinforcement
Theory (B.F Skinner)
•
X
Y Theory (Mc.Gregor)
TEORI MOTIVASI KEPUASAN (CONTENT
THEORY)
} Membantu
Manajer Memahami “Kebutuhan” manusia dan memahami bagaimana para karyawan yg
memiliki kebutuhan yg berbeda dapat memberikan tanggapan kepada situasi yang
berlainan
} Teori
isi motivasi menggunakan kebutuhan individu untuk menjelaskan perilaku dan sikap
karyawan dlm bekerja
} Kebutuhan
menyebabkan ketegangan yg mempengaruhi sikap dan perilaku
Teori Hierarki Kebutuhan (A. Maslow)
} Motivasi
¾® dlm mau bekerja
} Bila
suatu kebutuhan telah dicapai ¾® kebutuhan yg > tinggi
akan jadi kebutuhan baru
} Piramida
KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA
} Tingkat
I: Kebutuhan Fisiologi
} Tingkat
II: Kebutuhan Rasa Aman
} Tingkat
III: Kebutuhan Rasa Memiliki
} Tingkat IV: Kebutuhan Penghargaan
} Tingkat
V: Kebutuhan Aktualisasi Diri
Teori Tiga Motif Sosial (David McClelland)
The Achieving Society
} Motivasi untuk berprestasi (n-ACH):
Motivasi berprestasi, karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertinggi,
pencapaian tujuan bersifat realistik & kemajuan dlm bekerja.
} Motivasi untuk kekuasaan (n-pow): Karyawan
memiliki motivasi karena berpengaruh terhadap lingkungannya, karakter untuk
memimpin, dan ide untuk menang.
} Motivasi untuk berafiliasi &
bersahabat (n-affil): hasrat untuk
berhub.antar pribadi yg ramah dan akrab
Karakteristik dan sikap motivasi prestasi
ala Mc.Clelland:
} Pencapaian lebih penting dari materi
} Mencapai tujuan & tugas memberikan
kepuasan pribadi > menerima pujian/ pengakuan.
} Umpan balik yg diterimanya merupakan
ukuran sukses
Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)
Mengemukakan teori motivasi berdasarkan 2
faktor: faktor higiene & motivator. Membagi kebutuhan Maslow menjadi 2
bagian: Kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman, sosial), Kebutuhan
tingkat tinggi (prestise, aktualisasi diri) serta cara terbaik untuk memotivasi
individu dgn memenuhi kebutuhan tingkat tingginya.
Faktor Kebutuhan dlm Pekerjaan
} Maintenance Factors : faktor-faktor pemeliharaan yang
berhubungan dengan hakikat manusia dalam ketentraman badaniah.
} Motivation Factors: faktor motivator yg menyangkut kebutuhan
psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dlm melakukan pekerjaan.
} Kondisi
dan iklim kerja organisasi kondusif yg msh dpt digunakan instrumen motivasi
} Faktor
dissatisfier : hygiene faktor
} Jika
tidak diberikan mengakibatkan tidak puas tapi jika disediakan tidak otomatis
kinerja meningkat.
} Faktor dissatisfier: Kebijakan dan
manajemen perusahaan, Supervisi, Hubungan dgn atasan, Kondisi kerja, Gaji, Hubungan dgn mitra kerja scr horizontal, Kehidupan pribadi, Hubungan dgn bawahan, Status, Rasa aman
Teori E-R-G (Clayton Alderfer)
} Eksistence (E) / Eksistensi
Keinginan akan kesejahteraan fisiologis dan material (lapar, rasa haus, seks, kebutuhan materi,
lingkungan kerja yang baik).
} Relatedness (R) / Keterkaitan
Keinginan untuk memuaskan hubungan antar
personal (keluarga, sahabat,
penyelia ditempat kerja).
} Growth (G) / Pertumbuhan
Keinginan akan perkembangan dan pertumbuhan
psikologis berkelanjutan (produktif
dan kreatif).
TEORI MOTIVASI PROSES (PROCESS THEORY)
Teori ini berusaha agar setiap pekerja
giat sesuai dengan harapan organisasi perush.
} Teori Harapan (Expectancy Theory):
harapan, nilai (value), dan pertautan (instrumentality).
} Teori Keadilan (Equity Theory):
didasarkan keadilan diseluruh lapisan serta obyek di dlm lingkungan perush.
} Teori Pengukuhan (Reinfocement Theory):
didasarkan oleh hub. Sebab akibat dari pelaku dengan pemberian kompensasi.
1. Teori Keadilan: pandangan bahwa manusia
terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yg dibuat bagi
kepentingan organisasi dgn imbalan yg diterima.
2. Teori Harapan: teori motivasi berdasarkan
kebutuhan internal, (1).Outcome
Expectacy, (2). Valence, (3). Effort Expectacy
} Suatu perilaku tertentu akan menghasilkan
hasil tertentu.
} Hasil tersebut punya nilai positif
baginya.
} Hasil tersebut dapat dicapai dgn usaha yg
dilakukan seseorang se max.
3. Teori Penetapan tujuan (Goal Setting
Theory)
} Tujuan mengarahkan perhatian, tujuan
mengatur upaya, tujuan meningkatkan persistensi, tujuan menunjang strategi
& rencana kegiatan.
4. Reinforcement Theory
} Memfokuskan
pada lingkungan eksternal dan konsekuensinya yg dimiliki individu
} Penilaian
Dasar; Perilaku yg memberikan hasil yg menyenangkan akan mungkin diulang lagi;
perilaku yg memberikan hasil tidak menyenangkan tidak akan mungkin diulang
kembali
5. Teori Motivasi X & Y
} Kritik
thd manajemen mekanistik yg berbasis terbatasnya pengetahuan & sangka buruk
ttg manusia
Ø
TEORI LEADERSHIP DAN GAYA KEPEMIMPINAN
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan dapat didefinisikan
sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan aktifitas yang berkaitan dengan
tugas, seperti; Menegakan disiplin, Melaksanakan tugas dengan benar,
Mengarahkan kelompok dan Memberikan motivasi
TEORI KEPEMIMPINAN AWAL
Teori
kepemimpinan awal berfokus pada pemimpin (teori ciri) dan cara pemimpin
berinteraksi dengan anggota kelompok (teori perilaku).
Teori Sifat (Trait Theories)
•
Seseorg dpt menjadi pemimpin apabila memiliki
sifat yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin
•
Titik tolak teori : keberhasilan seorang
pemimpin ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik maupun psikologis
•
Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat,
perangai atau ciri kepribadian yang
bukan saja bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar .
Kelemahan Teori Sifat:
•
Tidak selalu ada relevansi antara sifat-sifat
yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan
•
Situasi dan kondisi tertentu yang ternyata
memerlukan sifat tertentu pula berbeda dari yang lain
Teori Perilaku (Behavioral Theories)
•
Studi Kepemimpinan Universitas IOWA
•
Gaya
Demokratis: melibatkan bawahan, delegasi wewenang, mendorong partisipasi
•
Gaya
Autokratis: mendiktekan metode kerja, membatasi partisipasi.
•
Gaya
Laissez Faire: memberikan kebebasan pada kelompok untuk membuat
keputusan
•
Studi Kepemimpinan Universitas OHIO
•
Studi Kepemimpinan Universitas Michigan
•
Managerial Grid
TEORI KONTINGENSI KEPEMIMPINAN
•
Resistensi atas teori kepemimpinan sebelumnya
yang memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi
•
Teori ini berpendapat bhw tidak ada satu jalan
(kepemimpinan) terbaik untuk mengelola dan mengurus satu organisasi
Filosofi
Teori
•
Contingency Approach
Respon
atau reaksi yang timbul berfokus pada pendapat bahwa dalam menghadapi situasi
yang berbeda diperlukan perilaku atau gaya kepemimpinan yang berbeda
•
Situational Approach
Perilaku
atau gaya kepemimpinan harus sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh seorang
pemimpin
•
Model
Fiedler
Kinerja
kelompok yg efektif tergantung pada perpaduan antara gaya interaksi pemimpin
dengan bawahannya & situasi yg memungkinkan pemimpin mengendalikan dan
memengaruhi.
3 dimensi
kontingensi, efektifitas seorang pemimpin: hubungan pemimpin-anggota,
struktur tugas, kekuasaan posisi.
•
Teori
Kepemimpinan Situasional Hersey dan Blanchard
Kepemimpinan
yg sukses dicapai dgn memilih gaya kepemimpinan yg tepat, tergantung pada
tingkat kesiapan pengikutnya.
Gaya
Kepemimpinan
1.
Mengatakan
(Orientasi tugas tinggi-orientasi hubungan rendah)
2.
Menjual
(Orientasi tugas tinggi-orientasi hubungan tinggi)
3.
Berpartisipasi
(Orientasi tugas rendah-orientasi hubungan tinggi)
4.
Mendelegasikan
(Orientasi tugas rendah-orientasi hubungan rendah)
Tahap
Kesiapan Pengikut
R1: Orang yang
tidak mampu dan tidak mau melakukan tugas (tidak kompeten dan tidak percaya
diri)
R2: Orang yang
tidak mampu tapi mau melakukan tugas (mereka termotivasi namun saat ini tidak
memiliki keahlian memadai)
R3: Orang yang
mampu tapi tidak mau melakukan tugas
R4: Orang yang
mampu dan mau melakukan tugas
•
Model
Partisipasi Pemimpin
Model ini
bahwa perilaku pemimpin harus disesuaikan supaya dapat mencerminkan struktur
tugas yang bersifat rutin, non rutin. Gaya kepemimpinan dalam model partisipasi
pemimpin:
1.
Memutuskan:
pemimpin membuat keputusan sendiri dan mengumumkan atau menjual ke kelompok.
2.
Berkonsultasi
secara perorangan: pemimpin mempresentasikan masalah ke anggota kelompok scr
perorangan, memperoleh nasihat mereka, kemudian membuat keputusan.
3.
Memfasilitasi:
bertindak sbg fasilitator, mendefinisikan masalah & batas-batas keputusan
yg harus dibuat.
4.
Mendelegasikan:
pemimpin mengijinkan kelompok membuat keputusan di dalam batasan yang telah
dirumuskan.
•
Teori
Jalur–Tujuan (Path-Goal Theory) atau Model Alur Sasaran
Tugas pemimpin
adalah membantu pengikutnya mencapai sasaran mereka & memberikan
arah/dukungan yang perlu guna menjamin agar sasaran mereka sama dengan tujuan
keseluruhan kelompok org.
4 Perilaku
Pemimpin:
1.
Pemimpin
yg direktif (mengarahkan): memberi kesempatan mengetahui apa yang diharapkan
dari diri mereka dll.
2.
Pemimpin
suportif (membantu): bersikap sahabat dan peduli terhadap kebutuhan bawahan.
3.
Pemimpin
yang partisipatif (berpartisipasi): berunding dgn bawahan dan menggunakan saran
mereka sebelum ada keputusan.
4.
Pemimpin
yg berorientasi prestasi: menentukan sasaran yang menantang & mengharapkan
bawahan bekerja pd tingkat yang paling tinggi.
KEPEMIMPINAN MODERN TERKINI
Tiga
pendekatan kontenporer di bidang kepemimpinan mencakup:
•
Kepemimpinan
Transformasional Transaksional
Pemimpin transaksional:
pemimpin yang membimbing atau memotivasi
pengikutnya menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas atau persyaratan
tugas
Pemimpin
transformasional: pemimpin yang memberi inspirasi untuk bertindak melebihi
kepentingan pribadi demi organisasi
•
Kepemimpinan
Kharismatis-Visoner
Pemimpin
kharismatis:
▫
pemimpin
yang antusias, dan percaya diri yang kepribadian dan tindakannya mempengaruhi
orang untuk berperilaku dengan cara tertentu.
Pemimpin
visioner:
▫
pemimpin
yang melampaui karisma karena kemampuannya menciptakan dan menyatakan visi yang
realistis, layak dipercaya, dan menarik mengenai masa depan .
•
Kepemimpinan
Tim
•
Pertama,
pemimpin tim adalah penghubung dengan pihak luar,
•
Kedua,
pemimpin tim adalah penyelesai masalah.
•
Ketiga,
pemimpin adalah manajer konflik.
•
Dan
keempat, pemimpin tim adalah pembina.
Sumber
Kekuasaan Pemimpin:
q
Kekuasaan
Legitimasi: kekuasaan yg dimiliki seseorang akibat kedudukan dalam organisasi.
q
Kekuasaan
Pemaksaan: kekuasaan yg dimiliki pemimpin karena kemampuannya menghukum atau
mengendalikan.
q
Kekuasaan
Pemberian Manfaat: kekuasaan yang dimiliki pemimpin karena kemampuan atau
memberikan manfaat.
q
Kekuasaan
Keahlian: pengaruh yang didasarkan pada keahlian, keterampilan khusus, atau
ilmu pengetahuan
q
Kekuasaan
sebagai Acuan: kekuasaan yang muncul karena adanya sumber daya dan ciri pribadi
yang diinginkan.
Enam gaya
kepemimpinan:
•
Coercive
leaders: pemenuhan
permintyaan dengan segera.
•
Authoritaative
leaders: mengarahkan
orang-orang ke arah sebuah visi.
•
Affiliative
leaders: membentuk ikatan
emosional dan keselarasan.
•
Democratic
leaders: membangun
consensus melalui partisipasi.
•
Pacesetting
leaders: mengharapkan keunggulan dan self direction.
•
Coaching
leaders: membangun orang untuk masa depan.
Menciptakan
Budaya Kepercayaan
Kredibilitas
pemimpin dinilai bawahannya dari kejujuran, kompetensi, dan kemampuannya
memberi inspirasi.
Kepercayaan
adalah keyakinan akan integritas watak dan kemampuan seorang pemimpin.
1.
Integritas
2.
Kompetensi
3.
Konsistensi
4.
Loyalitas
5.
Keterbukaan
PEMIMPIN
BARU
Phil
Hodgson menyimpulkan
bahwa pemimpin baru harus menambahkan nilai sebagai pelatihan, mentor, problem
solver, mengijinkan orang untuk sukses dan bertanggung jawab untuk segala
kegagalan dan berupanya kontinu evaluasi, peran kepemimpinan mereka.
Gaya
kepemimpinan: learning, energy, simplycity, facus, & inner sense.
Wenner
Bennis mengklasifikasikan
4 kompetensi yg dapat menentukan kesuksesan kepemimpin yg baru.
1.
Pemimpin
baru harus melaksanakan & mengerti kekuatan dari sebuah apresiasi atau
penghargaan
2.
Pemimpin
baru harus menjaga ingatan orang-orang sekitar, mengenai hal apa saja yg
penting dan perlu diperhatikan.
3.
Pemimpin
baru harus melahirkan dan menjaga sebuah kepercayaan.
4.
Pemimpin
baru harus memiliki kemampuan mendengar yang baik.
Lima
dimensi emotional intelligence yang diangap penting dalam sebuah
kepemimpinan:
v
self –awareness: para pemimpin sering kali tidak memberikan perhatian pada apa yang
mereka rasakan, padahal pengalaman emosional dapat mempengaruhi pemimpin dalam
pembuatan keputusan.
v
Managing
emotion: semua pemimpin
yang efektif belajar untuk mengatur emosi mereka, khususnya 3 emosi besar,
yaitu kemarahan, kegelisaan, kesedihan.
v
Motivating
others: dalam memotivasi
orang, pemimpin harus mampu membuat orang tersebut berpindah dari kebiasaan
sebelumnya.
v
Showing
empathy: self- awareness dicerminkan dari
kemampuan pemimpin untuk dapat membaca emosi orang lain.
v
Staying
connected: emosi merupakan hal yang mudah “menular” .
Sebuah emosi yang diberikan oleh pemimpin dapat memotivasi bawahannya dalam
melakukan pekerjaan.
Ø
LANGKAH-LANGKAH PENGENDALIAN
Tahap 1: Pengukuran
Cara mengukur:
Obeservasi pribadi, laporan statistik, laporan lisan, laporan tertulis.
Tahap 2: Membandingkan
Langkah Perbandingan
menentukan derajat antara kinerja sebenarnya dan standar.
Tahap 3: Mengambil Tindakan Manajerial
Mengoreksi kinerja
aktual: tergantung dari masalah yang dihadapi, seseorang manajer dapat
mengambil aksi yg berbeda. Mis.Kinerja Karyawan kurang krn perbedaan kinerja
> program pelatihan, disipliner, ubah kompensasi.
Suatu keputusan yg harus diambil oleh
manajer adalah dengan mengambil tindakan perbaikan segera (immadiate
corrective action): mengoreksi masalah saat itu juga agar segera kembali
pada jalurnya.
tindakan
perbaikan dasar (basic corrective action): melihat bagaimana kinerja
menyimpang sebelum mengoreksi sumber penyimpangan.
Merevisi
standar:
Penyimpangan
adalah hasil dari standar yang tidak realistis tujuan yg terlalu rendah atau
terlalu tinggi, yg perlu dibenahi adalah standar bukan kinerja.
3 Pendekatan Perencangan Sistem
Pengendalian
— Pengendalian Pasar: Pengendalian yang menekankan penggunaan
mekanisme pasar eksternal, seperti persaingan harga dan pangsa pasar, dlm
menetapkan standar yang digunakan.
— Pengendalian Birokratis: Menekankan
wewenang organisasi dan mengandalkan aturan, regulasi, prosedur, dan kebijakan
administratif.
— Pengendalian Klan: Perilaku karyawan
diatur oleh nilai, norma, tradisi, ritual, keyakinan bersama, aspek budaya org.
Ø
MANAJEMEN RANTAI NILAI (VALUE CHAIN MANAGEMENT)
·
Tidaklah
mudah mengubah brbg sumber daya menjadi sesuatu yg berniali bg pelanggan agar
pelanggan bersedia membelinya. Perlu persiapan panjang yg dilakukan berbagai
pihak.
·
Rantai
nilai: urutan keseluruhan rangkaian kegiatan kerja organisasi yang menambah
nilai pada setiap langkah pengolahan bahan baku hingga berakhir dengan produk
jadi di tangan pengguna akhir.
·
Manajemen
rantai nilai: proses mengelola urutan aktivitas dan informasi di sepanjang rantai produk.
·
Tujuan
manj.rantai nilai: untuk menciptakan strategi rantai nilai yg memenuhi atau
melebihi kebutuhan & keinginan pelanggan, memungkinkan integrasi penuh
& tanpa hambatan antar- anggota rantai nilai.
6 PERSYARATAN MANAJEMEN RANTAI NILAI
— Koordinasi/Kolaborasi: unt mencapai tujuan & melebihi
kebutuhan pelanggan, hub.kalaboratif mutlak diperlukan.
— Investasi pada Teknologi: Mnj.rantai nilai yg sukses tidak mungkin
tanpa investasi yg signifikan dalam teknologi informasi, biasanya untuk
melayani pelanggan.
— Proses Organisasi: cara kerja org.dilakukan.
— Leadership: Mnj. rantai nilai yg sukses tidak mungkin tanpa
kepemimpinan yg kuat dan berkomitmen.
— Karyawan/MSDM: Karyawan adalah sumber terpenting bagi organisasi.
Tanpanya tidak ada barang yg di produksi & jasa yg diberikan.
— Sikap & Budaya Organisasi: sikap diperlukan untuk mendukung budaya
organisasi. Meliputi, berkaborasi, keterbukaan, fleksibilitas, slg menghormati,
percaya.
Manfaat & Hambatan Manajemen Rantai Nilai
Manfaat Manajemen Rantai Nilai
·
Peningkatan
layanan pelanggan
·
Penghematan
biaya
·
Mempercepat
waktu pengiriman
·
Meningkatkan
kualitas
·
Pengurangan
persediaan
·
Peningkatan
manj.logistik
·
Meningkatkan
penjualan
·
Peningkatan
pangsa pasar
Hambatan
Manajemen Rantai Nilai
·
Hambatan
Organisasi:
ketergantungan pada infrastruktur TI, keamanan sistem dan pelanggaran keamanan
internet.
·
Sikap
Budaya: perilaku budaya
yg tidak mendukung terutama kepercayaan & pengendalian menjadi hambatan
dalam rantai nilai.
·
Kemampuan
yg diisyaratkan:
kemampuan dlm koordinasi & kaloborasi yg prima, kemempuan menghasilkan
produk yg berkualitas.
·
Manusia: kesuksesan manj. Rantai nilai adl orang2
yg terlibat di dalamnya, tanpa kemauan & komitmen tidak akan berhasil.
Peran
Teknologi dalam Manajemen Operasi
— Teknologi Manufaktur
Mengubah bahan baku menjadi benda berwujud dengan
bantuan mesin (otomasi), bantuan komputer dan bantuan robotik. Ex.perakitan
mobil
— Teknologi Jasa
teknologi jasa ini juga bergerak ke arah sistem
dan prosedur yg semakin terotomatis. Ex.ATM
Komentar
Posting Komentar