TUGAS
PENGANTAR MANAJEMEN
MANAJEMEN
PERUBAHAN DAN INOVASI
DIsusun Oleh :
Nama : Bambang Tri Mulyono
NPM : 021115235
Kelas : 1F Manajemen
Dosen : Nadia Dwi Irmadiani, M.Si., S.AB
FAKULTAS EKONOMI,
MANAJEMEN
TAHUN 2015/2016
PENGERTIAN MANAJEMEN
PERUBAHAN
Manajemen
perubahan adalah proses terus-menerus memperbaharui organisasi berkenaan dengan
arah, struktur, dan kemampuan untuk melayani kebutuhan yang selalu berubah dari
pasar, pelanggan, dan para pekerja itu sendiri.
Kegiatan
manajemen perubahan harus berlangsung pada tingkat tinggi mengingat laju
perubahan yang dihadapi akan besar dari masa sebelumnya.
PROSES PERUBAHAN
ü Pencairan
(unfreezing)
Membuat kebutuhan akan perubahan
menjadi demikian nyata sehingga individu, kelompok dan organisasi siap melihat
dan menerima bahwa perubahan harus terjadi.
ü Pengubahan
(changing)
Menemukan dan mengadopsi sikap, nilai
dan tingkah laku baru dengan bantuan agen perubahan terlatih, yang memimpin
individu, kelompok dan organisasi melewati proses tersebut. Anggota organisasi
akan menyesuaikan diri dengan nilai, sikap dan tingkah laku dari agen
perubahan, menyerapnya, setelah mereka menyadari keefektifan dalam prestasi
kerja.
ü Pemantapan
(refreezing)
Transformasi pola tingkah laku baru
menjadi norma lewat penguatan dan dukungan mekanisme.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERUBAHAN
ì Faktor-Faktor
Eksternal:
• Perubahan kebutuhan dan keinginan
konsumen
• Adanya peraturan-peraturan yang baru
• Perubahan teknologi
• Perubahan kondisi ekonomi
ì Faktor-Faktor
Internal:
• Strategi organisasi baru
• Perubahan komposisi angkatan kerja
• Peralatan baru
• Perubahan sikap karyawan
JENIS-JENIS PERUBAHAN
Ø Perubahan
Struktur
Perubahan dalam lingkungan eksternal
atau dalam strategi organisasi sering menyebabkan perubahan dalam struktur
organisasi. Karena struktur organisasi ditentukan oleh bagaimana cara
menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan dan siapa yang melakukannya, manajer
dapat mengubah satu atau kedua komponen struktural tersebut. Misalnya,
tanggung jawab departemen dapat dikombinasikan, tingkat organisasi dihilangkan,
atau jumlah orang yang diawasi seorang manajer dapat ditingkatkan. Peningkatan
jumlah aturan dan prosedur dapat diterapkan untuk meningkatkan standarisasi.
Ø Perubahan
Teknologi
Manajer juga dapat mengubah teknologi
yang digunakan untuk merubah input menjadi output. Studi manajemen yang paling
membahas mengenai perubahan teknologi. Misalnya, teknik manajemen
ilmiah/scientific management melibatkan perubahan yang akan meningkatkan
efisiensi produksi. Saat ini, perubahan teknologi biasanya melibatkan
pengenalan peralatan baru, perlengkapan atau metode; otomatisasi (pengerjaan
dengan bantuan mesin secara otomatis) atau komputerisasi (pengerjaan dengan
bantuan komputer). Perubahan teknologi yang paling terlihat datang dari komputerisasi.
Sebagian besar organisasi memiliki sistem informasi yang canggih. Misalnya,
supermarket dan pengecer lainnya menggunakan scanner yang menyediakan informasi
mengenai persediaannya dengan cepat. Juga, sebagian besar kantor-kantor kini
telah terkomputerisasi.
Ø Perubahan
Orang
Perubahan orang melibatkan
perubahan sikap, harapan, persepsi, dan perilaku; sesuatu yang tidak mudah
dilakukan. Pengembangan organisasi/organizational development (OD) adalah
istilah yang digunakan untuk menggambarkan metode perubahan yang berfokus pada
orang-orang dan sifat dan kualitas hubungan kerja interpersonal. Misalnya,
eksekutif di Scotiabank, salah satu bank lima besar di Kanada, tahu bahwa
keberhasilan penjualan pelanggan baru dan strategi pelayanan tergantung pada
perubahan sikap dan perilaku karyawan.
TUJUAN DAN MANFAAT
PERUBAHAN
Perubahan
mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, tanpa adanya
perubahan maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan bertahan lama.
Perubahan bertujuan agar organisasi tidak menjadi statis melainkan tetap
dinamis dalam menghadapi perkembangan jaman, kemajuan teknologi dan dibidang
pelayanan kesehatan adalah peningkatan kesadaran pasen akan pelayanan yang
berkualitas.
LANGKAH-LANGKAH
MANAJEMEN PERUBAHAN
J
Identifikasi Tipe PerubahanKetika anda harus
memanaj perubahan, pertama-tama perlu
mengidentifikasi tipe dari perubahan tersebut. Contoh : anda sebagai kepala keperawatan/kebidanan memperkenalkan standar
baru tentang kerja keras.
J perencanaan perubahan, Pada tahap ini harus dianalisis mengenai diagnostik situasional tehnik, pemilihan
strategi umum, dan pemilihan. Dalam
proses ini perlu dipertimbangkan adanya factor pendukung sehingga perubahan
dapat terjadi dengan baik.
J implementasi
perubahan , dimana terjadi proses
pencairan, perubahan dan pembekuan yang diharapkan. Apabila suatu perubahan sedang terjadi kemungkinan
timbul masalah. Untuk itu perlu dilakukan monitoring perubahan.
J evaluasi dan umpan balik,Untuk melakukan evaluaasi diperlukan data, oleh karena
itu dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data dan evaluasi data tersebut. Hasil evaluasi ini dapat di umpan balik
Suatu perubahan
melibatkan perasaan, aksi, perilaku, sikap, nilai-nilai dari orang yang
terlibat dan tipe gaya manajemen yang dibutuhkan. Jika perubahan melibatkan
sebagian besar terhadap perilaku dan sikap mereka, maka akan lebih sulit untuk
merubahnya dan membutuhkan waktu yang lama. kepada tahap 1 sehingga memberi
dampak pada perubahan yang diinginkan berikutnya.
Mengapa Orang Menolak
Perubahan?
Mengapa orang menolak perubahan? Alasan utama meliputi
ketidakpastian, kebiasaan, kekhawatiran atas kerugian pribadi dan keyakinan
bahwa perubahan itu tidak dalam kepentingan terbaik organisasi.
Perubahan menggantikan sesuatu yang telah dikenal dengan suatu
ketidakpastian. Tidak peduli berapa banyak Anda mungkin tidak menyukai bangku
kuliah, setidaknya Anda tahu apa yang diharapkan dari Anda. Ketika Anda
meninggalkan kuliah untuk masuk dalam dunia pekerjaan, Anda akan menukarkan
sesuatu yang telah anda ketahui dengan sesuatu yang tidak diketahui. Karyawan
dalam organisasi dihadapkan dengan ketidakpastian yang sama.
Penyebab lain dari adanya suatu resistensi/penolakan terhadap
perubahan adalah bahwa kita melakukan hal-hal di luar kebiasaan. Setiap hari
ketika Anda pergi ke sekolah atau bekerja, Anda mungkin pergi dengan cara yang
sama, jika Anda seperti kebanyakan orang. Kita adalah makhluk yang hidup dengan
kebiasaan. Hidup ini cukup kompleks – kita tidak mau harus mempertimbangkan
berbagai pilihan untuk ratusan keputusan yang kita buat setiap hari. Untuk
mengatasi kompleksitas ini, kita bergantung pada kebiasaan atau respons yang
telah diprogram. Tapi ketika dihadapkan dengan perubahan, kecenderungan kita
untuk merespon dengan cara kita yang telah terbiasa menjadi sumber perlawanan.
Penyebab ketiga dari adanya resistensi/penolakan terhadap
perubahan adalah rasa takut kehilangan terhadap sesuatu yang sudah dimiliki.
Perubahan mengancam investasi/biaya yang sudah Anda keluarkan dalam status quo.
Semakin banyak jumlah yang telah diinvestasikan orang dalam sistem saat ini
maka akan lebih tinggi kecenderungan mereka menolak perubahan. Mengapa? Karena
mereka takut kehilangan status, uang, kekuasaan, persahabatan, kenyamanan
pribadi atau manfaat ekonomi lainnya yang mereka nilai. Ketakutan ini membantu
kita menjelaskan mengapa pekerja yang lebih tua lebih cenderung menolak
perubahan dibandingkan pekerja muda. Karyawan yang lebih tua umumnya telah
lebih menginvestasikan segala sesuatunya (waktu, dll) dalam sistem saat ini dan
dengan demikian memiliki lebih banyak kehilangan dengan adanya perubahan
tersebut.
Penyebab terakhir dari adanya resistensi/penolakan terhadap
perubahan adalah keyakinan seseorang bahwa perubahan itu tidak sesuai dengan
tujuan dan kepentingan organisasi. Misalnya, seorang karyawan yang percaya
bahwa prosedur pekerjaan baru yang diusulkan akan mengurangi kualitas produk
dapat kita ramalkan akan menolak perubahan tersebut. Jenis resistensi/penolakan
ini sebenarnya dapat bermanfaat bagi organisasi apabila diungkapkan dengan cara
yang positif.
Teknik untuk Mengurangi
Resistensi/Penolakan Terhadap Perubahan
Pendidikan dan komunikasi dapat
membantu mengurangi resistensi/penolakan terhadap perubahan dengan membantu
karyawan melihat logika dari upaya perubahan. Teknik ini, tentu saja,
menganggap bahwa banyak dari perlawanan tersebut berasal dari kesalahan
informasi atau komunikasi yang buruk.
Partisipasi melibatkan
orang-orang yang terkena dampak langsung dari perubahan tersebut ke dalam
proses pengambilan keputusan. Partisipasi mereka memungkinkan individu-individu
tersebut untuk mengekspresikan perasaan mereka, meningkatkan kualitas dari
proses, dan meningkatkan komitmen karyawan pada keputusan akhir.
Fasilitasi dan dukungan melibatkan
bantuan dalam menangani karyawan dengan rasa takut dan kecemasan terkait dengan
upaya perubahan tersebut. Bantuan ini mungkin meliputi konseling karyawan,
terapi, pelatihan keterampilan baru, atau cuti singkat yang dibayar gaji dari
pekerjaan.
Negosiasi melibatkan
penukaran sesuatu yang bernilai untuk mencapai kesepakatan dalam mengurangi
resistensi/penolakan terhadap upaya perubahan. Teknik ini mungkin cukup berguna
ketika perlawanan berasal dari sumber yang kuat.
Manipulasi dan kooptasi mengacu
pada upaya rahasia untuk mempengaruhi orang lain tentang perubahan tersebut.
Ini mungkin melibatkan perubahan fakta untuk membuat perubahan tampak lebih
menarik.
Akhirnya, pemaksaan dapat
digunakan untuk menangani resistensi/penolakan terhadap perubahan. Pemaksaan
melibatkan penggunaan ancaman langsung atau kekerasan terhadap penentang.
PENGERTIAN INOVASI
Stephen Robbins, Mendefinisikan,
inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau
memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.
EMPAT CIRI INOVASI
1.Memiliki kekhasan /
khusus artinya suatu inovasi memiliki ciri yang khas dalam arti ide, program,
tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan.
2. Memiliki ciri atau
unsur kebaruan, dalam arti suatu inovasi harus memiliki karakteristik sebagai
sebuah karya dan buah pemikiran yang memiliki kadar Orsinalitas dan kebaruan.
3. Program inovasi
dilaksanakan melalui program yang terencana, dalam arti bahwa suatu inovasi
dilakukan melalui suatu proses yang yang tidak tergesa-gesa, namun keg-inovasi
dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan terlebih
dahulu.
4. Inovasi yang digulirkan
memiliki tujuan, program inovasi yang dilakukan harus memiliki arah yang ingin
dicapai, termasuk arah dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Manajemen Inovasi
Manajemen Inovasi
merupakan Proses mengelola inovasi di suatu perusahaan agar dapat berdaya guna
bagi penciptaan keunggulan bersaing yang berkelanjutan bagi perusahaan.
Manajemen Inovasi diperlukan karena untuk mengakui bahwa ide-ide segar harus
terus mengalir secepat mungkin dan setiap saat sebagai antisipasi perkembangan
dunia yang semakin cepat, beragam, dan dinamis tersebut. Di sini lah manajemen
Inovasi itu harus berperan penting.
EVOLUSI INOVASI
Rothwell
(1994) menjelaskan bahwa evolusi inovasi terbagi dalam lima generasi perilaku
inovasi, yaitu:
1. Generasi pertama
inovasi (1G) – technology push. Area inovasi lebih menekankan sebagai pondasi
dari revolusi industri. Inovasi hadir bersama teknologi baru untuk
mengembangkan produk dan produksi.
2. Generasi kedua inovasi
(2G) – need pull. Area inovasi berbasis pada fokus pasar dan konsumen, dimana
konsumen menekan kebutuhan dan respon teknologi produksi. Pemasaran menentukan
peran dari pemunculan ide-ide baru.
3. Generasi ketiga
inovasi. (3G) – coupling model. Area inovasi berkembangan menjadi model
pengelompokkan. Pemasaran mungkin membutuhkan ide-ide baru, namun teknologi
produksi memberikan solusi. Alternatifnya, R&D mengembangkan ide-ide baru
bagi pemasaran dengan feedback dari pasar, R&D dan pemasaran menyatu dalam
hubungan yang kuat.
4. Generasi keempat
inovasi (4G) – integrated model. Model inovasi yang terintegrasi menunjukkan
R&D dan pemasaran memiliki aktivitas yang terintegrasi, bersama dengan
supplier dan menghilangkan peran yang dikelompokkan untuk memimpin konsumen.
5. Generasi kelima inovasi
(5G) – system integration and networking model. Model inovasi yang dikembangkan
mengintegrasikan strategi mitra dengan supplier dan konsumen melalui sistem
yang tangguh dan memiliki kolaborasi antara pemasaran dan penelitian yang kuat.
Penekanan pada fleksibilitas dan kecepatan pengembangan dengan fokus pada
kualitas dan faktor lainnya.
Sebuah organisasi yang
inovatif cenderung memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Menerima Ambiguitas. Terlalu
banyak penekanan pada objektivitas dan hal-hal spesifik membatasi kreativitas.
2. Mentolerir ide yang tidak
praktis. Individu yang menawarkan ide yang tidak praktis, bahkan bodoh,
tidak akan kaku untuk berpendapat. Apa yang pada awalnya tampak tidak praktis
mungkin mengarah pada solusi yang inovatif.
3. Jauhkan kontrol eksternal secara
minimal. Aturan, peraturan, kebijakan, dan kontrol organisasi serupa harus
dijaga agar tetap minimum.
4. Bertoleransi terhadap resiko.
Karyawan didorong untuk bereksperimen tanpa takut terhadap konsekuensi jika
mereka gagal. Kesalahan diperlakukan sebagai kesempatan belajar. Anda tentunya
tidak ingin karyawan Anda untuk takut menyampaikan ide-ide baru hanya karena
resiko terhadap kesalahan dari ide mereka tidak dapat ditolerir.
5. Bertoleransi terhadap konflik.
Keragaman pendapat harus didorong. Harmoni dan kesepakatan antara individu atau
unit tidak dapat diasumsikan sebagai bukti akan adanya kinerja yang tinggi
dalam organisasi.
6. Fokus pada tujuan dari pada
sarana untuk mencapainya. Tujuan tersebut dibuat jelas, dan individu
didorong untuk mempertimbangkan berbagai rute alternative untuk menuju
tercapainya tujuan tersebut. Berfokus pada tujuan menunjukkan bahwa beberapa
jawaban yang tepat mungkin dapat menjadi solusi untuk setiap masalah yang
diberikan.
7. Gunakan open-system focus.
Manajer memantau lingkungan dan menanggapi perubahan yang terjadi. Misalnya, di
Starbucks, pengembangan produk tergantung pada "kunjungan lapangan yang menjadi
inspirasi untuk melihat pelanggan dan tren
8. Berikan saran/feedback yang
positif. Manajer memberikan feedback/saran yang positif, dorongan dan
dukungan sehingga karyawan merasa bahwa ide-ide kreatif mereka mendapat
perhatian.
9. Tunjukkan Kepemimpinan yang
Memberdayakan. Jadilah seorang pemimpin yang memungkinkan anggota
organisasi tahu bahwa pekerjaan yang mereka lakukan adalah signifikan.
Komentar
Posting Komentar